A.
Hakikat
Ilmu Pengetahuan Alam ( Sains)
Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah
berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan penting dalam
kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan
alam, telah mengubah sejarah peradaban manusia sehingga lebih modern.
1.
Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu
Berbagai ilmu pengetahuan yang
dipelajari oleh manusia secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga,
yaitu;
1) Ilmu
Alam (Nature science)
2) Ilmu
Sosial (Social science)
3) Ilmu
Budaya (Humanitas)
Ilmu pengetahuan
bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia. Manusia memiliki
rasa ingin tahu mengenai benda-benda dan gejala-gejala alam di sekitarnya, dan
dirinya sendiri. Dari rasa ingin tahu tersebut, manusia selalu menggunakan akal
pikirannya untuk mencari tahu serta mempelajari gejala-gejala alam agar dapat
bermanfaat dalam kehidupannya. Jadi,ilmu
pengetahuan alam (sains) adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam secara
apa adanya.
2.
Ciri
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Konkret;
Ilmu pengetahuan alam memiliki objek kajian berupa benda-benda atau
gejala-gejala alam yang nyata dan dapat ditangkap oleh indera
b. Logis;
Ilmu pengetahuan alam dikembangkan berdasarkan cara berpikir logis. Cara berpikir
logis adalah cara berpikir yang menggunakan logika dan ajek. Kesimpulan yang
diambil berdasarkan logika-logika tertentu, baik secara induktif ataupun secara
deduktif
c. Objektif;
Hasil dari ilmu pengetahuan alam merupakan suatu produk yang terhindar dari maksud-maksud
tertentu pelaku (subjektif), baik itu berupa kepentingan seseorang maupun
golongan. Hasil dari kajian ilmu pengetahuan alam harus bsesuai dengan fakta
dan buktu kebenaran ilmiah secara apa adanya tampa ditambahi ataupun ditutupi
dengan mitos dan perasaan
d. Empiris;
Ilmu pengetahuan alam atau sains dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris,
yaitu pengalaman konkret yang dapat dirasakan semua orang dan dapat dibuktikan
secara ilmiah.
e. Sistematis;
Hasil kajian ilmu pengetahuan alam, baik hasil penelitian ataupun kajian
ilmiah, didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan berurutan. Urutan
berupa langkah-langkah metode ilmiah sehingga ketika orang lain ingin melakukan
hal yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama pula.
f. Teori-teorinya berlaku umum;
Begitu banyak teori-teori sains yang
lahir dari ilmuwan yang menkaji
gejala-gejala alam. Teori-teori itu berlaku umum dan dapat diketahui
orang lain tanpa batas. Ketika seorang ilmuwan mengeluarkan teori tertentu,
orang lain dapat mengkoreksi atau mengkaji ulang kesesuaian teori tersebut.
Bahkan ilmuwan lain yang tidak sependapat dapat mengeluarkan teori baru yang
melengkapi atau membantah teori yang tidak sesuai tersebut.
B. Keterampilan Proses Sains
Para
ilmuwan berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara
sistematis, jujur dan disiplin. Mereka mengembangkan semua keterampilan yang
mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan
keterampilan proses. Keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi
Observasi adalah keterampilan dalam
mengamati objek atau fenomena melalui panca indera, yaitu melihat, menyentuh,
mengecap, mendengar, dan membaui. Observasi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu , seperti penggaris, mikroskop, termometer, lup, dan neraca.
Hasil observasi dapat ditampilkan dalam bentuk gambar, bagan, tabel grafik, deskripsi atau
penjelasan
2. Menafsirkan
Menafsirkan merupakan sesuatu kemampuan
dalam memberi arti atau menginterprestasikan suatu gejala-gejala atau kejadian
berdasarkan kejadian lainnya. Dalam
memberikan penafsiran hendaknya memiliki acuan atau patokan. Acuan tersebut
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan pola yang sudah terjadi.
3. Memprediksi
Memprediksi berarti memperkirakan suatu
kejadian dimasa yang akan datang berdasarkan pola yang pernah terjadi
sebelumnya pada kondisi yang sama.
4. Mengindentifikasi variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi
fokus atau pusat perhatian, yang memberikan pengaruh dan memiliki nilai
sehingga dapat berubah. Variabel dapat disebut juga peubah. Variabel merupakan objek penelitian yang dapat menentukan
hasil penelitian.
Ada beberapa macam variabel, yaitu:
a. Variabel manipulasi/bebas,
yaitu variabel yang sengaja dapat diubah dan dimanipulasi oleh peneliti.
Variabel manipulasi sengaja dibuat bervariasi oleh peneliti
b. Variabel respon/terikat,
yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel manipulasi. Ketika variabel
manipulasi berubah, variabel responpun ikut berubah
c. Variabel kontrol/pengendali,
yaitu variabel yang berada diluar variabel manipulasi dan variabel respon.
Variabel dibuat sama dan terkendali agar tidak berpengaruh terhadap hasil
penelitian.
5. Mengkomunikasikan hasil
Ketika seseorang mengkomunikasikan hasil
kajian maupun penelitian sains, ia harus menyampaikan dengan jelas, tepat, tampa
menimbulkan ambigu. Mengkomunikasikan hasil dapat melalui lisan maupun tulisan.
Melalui lisan misalnya dalam presentasi, diskusi, atau seminar ilmiah. Melalui
tulisan misalnya dalam bentuk makalah, laporan penelitian, atau jurnal.
C. Metode Ilmiah
Metode
ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam
rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam
melakukan suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau
gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuwan tak
berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Penelitian
dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dilakukan menggunakan alat indera tanpa mengacu pada satuan pengukuran
baku. Data yang didapat dari penelitian kuaklitatif berupa deskripsi atau
penjelasan mengenai suatu keadaan atau kejadian
2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
dilakukan menggunakan alat ukur dan mengacu pada satuan pengukuran baku. Data
yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah.
Untuk
mendapatkan hasil penelitian, diperlukan langkah-langkah metode ilmiah sebagai
berikut:
1.
Menyusun
rumusan masalah
Ketika seseorang inginmeneliti atau
mencari jawaban, terlebih dahulu ia akan menemukanmasalah. Masalah tersebut
dapat ditemukan dari lingkungan sekitar, baik maklik hidup maupun benda mati.
Setelah menemukan masalah, masalah tersebut kemudian dirumuskan. Dalam
merumuskan masalah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Masalah
menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih. Hubungan itu
dapat berupa pengaruh, perbedaan, atau perbandingan antar variabel, baik
variabel manipulasi, variabel respon, ataupun variabel kontrol.
b. Masalah
tersebut merupakan masalah yang dapat di uji dan dapat dipecahkan
c. Masalah
disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padatdan jelas. Pertanyaan dibuat
dengan diawali oleh kata tanya dan diakhiri dengan tanda tanya.
2.
Menyusun
kerangka teori
Setelah menemukan dan merumuskan
masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan keterangan-keterangan dan
informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan, yang
berhubungan dengan permasalahan yang terjadi. Hal ini dilakukan sebagai modal
dalam menyusun dugaan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
Keterangan-keterangan atau informasi tersebut dapat diambil dari buku-buku berupa
teori dari variabel-variabel yang menjadi permasalahan, internet, atau dari
jurnal penelitian. Dari keterangan-keterangan dan infornasi tersebut diperoleh
penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
3.
Merumuskan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara,
hipotesis masih perlu dicari kebenarannya. Dalam merumuskan hipotesis hendaknya
harus diperhatikan hal-hal berikut.
·
Ditulis dalam pernyataan
·
Sederhana dan jelas, mengandung
variabel-variabel yang menjadi perhatian
·
Berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi
yang dikaji baik dari sumber bacaan ataupun fakta.
Ada
dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol, merupakan jawaban
sementara yang menyatakan tidak ada pengaruh antarvariabel, dan
hipotesis alternatif, merupakan jawaban sementara yang menyatakan ada
hubungan antarvariabel.
4.
Melakukan
eksperimen
Setelah merumuskan hipotesis, maka tahap
berikutnya adalah membuktikan mkebenaran hipotesis tersebut. Untuk membuktikan
diperlukan eksperimen.
5.
Mengolah
dan menganalis data
Data yang diambil pada saat penelitian
harus diolah dan dianalisis. Data dibuat sederhana untuk melihat keterkaitan
antarvariabel. Data dikelompokan sesuai desuai dengan sifat dan jenisnya. Data
dapat diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Setelah
itu dianalisis dan dibahas serta disesuaikan dengan kerangka teori yang tekah
dibuat untuk mencari kebenaran tentang hipotesis yang telah didapat sesuai
dengan data eksperimen atau tidak.
6.
Menarik
kesimpulan
Kesimpulan didapat dari data eksperimen.
Ada dua kemungkinan kesimpulan, yaitu hipotesis diterima atau hipotesis
ditolak. Hipotesis diterima jika hasil eksperimen sesuai dengan hipotesis,
yaitu ada keterkaitan avtarvariabel. Hipotesis ditolak jika hasil eksperimen
tidak sesuai dengan hipotesis dan tidak ada keterkaitan antar variabel.
7.
Mempublikasikan
hasil
Mempublikasdikan hasil adalah
menginformasikan kepada orang lain dari eksperimen yang telah dilakukan, agar
orang lain mengetahui atau dapat menguji cobakan kembali. Mempublikasikan hasil
dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian (laporan ilmiah),
menerbitkan dalam bentuk jurnal penelitian.
Susunan laporan ilmiah secara umum
adalah sebagai berikut.
-
Judul
-
Kata Pengantar
-
Daftar Isi
-
Bab I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penelitian
I.4 hipotesis Penelitian
-
Bab II. Tinjauan Pustaka
-
Bab III. Metodologi Penelitian/Bahan dan
Metode Kerja
-
Bab IV. Hasil dan Analisis/Pembahasan
-
Bab V. Kesimpulan dan Saran
-
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar