- Manfaat FDS
- Indikator keberhasilan FDS
Keberhasilan penerapan Full Day School (FDS) di SMAPAGA diantaranya karena siswa-siswinya yang mayoritas menggunakan transportasi pribadi (sepeda motor). Dengan menggunakan transportasi pribadi, kendala waktu dalam penerapan FDS tidak menjadi masalah karena peserta didik dapat pulang sekolah pada waktu yang tidak dibatasi. lain halnya bila menggunakan transportasi umum yang sangat terbatas oleh waktu. selain itu, kondisi masyarakat yang dinamis membuat implementasi FDS di SMAPAGA berjalan dengan lancar. Seluruh siswa yang telah menjalani proses pembelajaran FDS dapat beradaptasi dengan baik menjadikan realisasi FDS di SMAPAGA dapat menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah lain yang belum menggunakan pola FDS.
Di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Full Day School atau yang sering disingkat FDS sudah berjalan baik. Hal ini dikarenakan orang tua memiliki kesibukan yang cukup tinggi sehingga mereka mempercayakan pendidikan anaknya pada sekolah. Namun demikian bukan berarti FDS tidak bisa diterapkan di Indonesia apalagi di wilayah pedesaan seperti di Paranggupito. Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin sulit, memaksa warga di daerah-daerah pedesaan menambah waktu kerja baik di ladang maupunpekerjaan lainnya sehingga mencurahkan segala upaya untuk mengais rejeki. hal ini mengakibatkan perhatian mereka pada anak akan berkurang. Keberadaan FDS menjadi solusi kendala orang tua tidak bisa mendidik dan mendampingi putra-putrinya dengan maksimal ketika di rumah.
Melihat dari kondisi tersebut, sekolah harus mempunyai program yang baik, kurikulum yang jelas dan manajemen yang terstandar. sekolah harus memiliki kesiapan dan ketersediaan sarana-prasarana fisik yang memadai sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan pendidikan Indonesia. adapun manfaat dari FDS antara lain :
- Siswa mendapat metode pembelajaran yang bervariasi karena guru akan berusaha semaksimal mungkin menciptakan kondisi belajar yang tidak menjemukan/monoton
- Siswa memiliki banyak waktu belajar dengan teman sebaya
- Orang tua tidak khawatir karena pengaruh negatif dikarenakan siswa berada dalam pengamatan sekolah
- Sebagian besar waktu anak adalah belajar dalam bimbingan guru di sekolah
- fasilitas, sarana-prasarana sekolah dapat dimaksimalkan dalam penggunaannya (tidak mubazir)
Adapun indikator umum keberhasilan FDS adalah sebagai berikut
- Siswa memiliki jalan hidup yang religius, ketika FDS diterapkan, waktu Sholat dzuhur dan asar menjadi terpantau, sekolah harus memfasilitasi kegiatan ibadah siswa-siswinya.
- Siswa memilki jiwa Nasionalis, ketika FDS diterapkan, banyak waktu untuk menamkan jiwa nasionalis karena kebijakan FDS juga dibarengi dengan program PPK dimana Nasionalisme begitu ditekankan dalam program tersebut
- memiliki kompetensi, siswa diharapkan lebih menguasai IPTEK dan keterampilan untuk mencapai kualitas pendidikan yang seutuhnya
- meningkatkan produktivitas, baik siswa dan guru diharapkan lebih meningkat produktivitasnya, kreativ, dan inovatif.
FDS diharapkan menjadi standar pendidikan yang dapat memenuhi tntutan pendidikan masa sekarang maupun menyiapkan generasi emas abad 21, mampu menanamkan sikap mandiri, terampil dan bermoral. hal ini bisa terjadi antara peserta didik disekolah dengan pembelajaran FDS yang lebih intens dibanding pola pembelajaran konvensional/reguler. Pengelolaan pembelajaran yang baik akan meningkatkan keberhasilan kualitas peserta didik.
taufik.widi@yahoo.com
luar biasa, jika sekolah sudah mampu melaksanakan FDS, menurut pendapat saya, di paranggupito FDS memiliki banyak faktor mendukung dilaksanakannya FDS yaitu, jarak tempuh siswa ke sekolah yang bervariasi dan cenderung jauh dari sekolah, hal ini memungkinkan untuk penghematan BBM, karena bisanya 6 hari menjadi 5 hari. kemudian masih jarangnya MADIN di wilayah kecamatan paranggupito, hal ini meminimalisir pertentangan dengan pengelola MADIN pada sore hari karena memang jarang dan hampir tidak ada. Namun diluar itu ada juga hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FDS, yaitu biaya operasional yang kemungkinan meningkat, nah kemudian biaya dibebankan kepada siapa, kepada siswa kah?. kemudian metode pembelajaran yang tidak membuat jemu, padahal ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik gurunya, jika gurunya kompetensinya segitu" aja, makin lama pembelajaran malah makin bikin males. satu lagi jarak tempuh siswa ke sekolah yang paling jauh, jika pulangnya sore hari menjelang malam, cenderung lebih berbahaya dari segi berkendara maupun dari gangguan lain.begitu komentar saya, banyak salah, jelas lah wong saya bukan orang pinter, tapi tetep saya mendukung karena dari pancasila (SMPnya PS 13) saya lahir dan besar, semoga pancasila jaya dan mecetak generasi unggul dan beradab
BalasHapus